Minggu, 16 Agustus 2015

Book Spoiler : The Winner's Curse by Marie Rutkoski



Synopsis :
Winning what you want may cost you everything you love...

As a general’s daughter in a vast empire that revels in war and enslaves those it conquers, seventeen-year-old Kestrel has two choices: she can join the military or get married. But Kestrel has other intentions.

One day, she is startled to find a kindred spirit in a young slave up for auction. Arin’s eyes seem to defy everything and everyone. Following her instinct, Kestrel buys him—with unexpected consequences. It’s not long before she has to hide her growing love for Arin.

But he, too, has a secret, and Kestrel quickly learns that the price she paid for a fellow human is much higher than she ever could have imagined.

Set in a richly imagined new world, The Winner’s Curse by Marie Rutkoski is a story of deadly games where everything is at stake, and the gamble is whether you will keep your head or lose your heart.


This book has a really slow pace and lack of romance. It took me months to finish this book.
I dislike slow-paced books.
The story started with..
Kestrel is a Valorian and Arin is a Herrani.
Valorian won a war over Herrani hence Herrani became their slaves.
Arin is a spy sent by the auctioneer, Cheat.
Arin's auction was meant for Kestrel only. Kestrel did not realize that and bought Arin.
The Herrani do not want to be slaves anymore.
They want to be independent. They planned to fight the Valorian back even though they know they will not win.
The Herrani leader was Cheat for a moment until Arin killed Cheat because Cheat was dangerous for Kestrel.
This book is full of lies, betrayal, and definitely not for me.

Favorite Quotes
“Isn't that what stories do, make real things fake, and fake things real?” ― Marie Rutkoski, The Winner's Curse

“The truth can deceive as well as a lie.” Marie Rutkoski, The Winner's Curse

“Your promises are worth nothing.” Marie Rutkoski, The Winner's Curse

Rate 

Jumat, 14 Agustus 2015

Let's Get to Know GERD!

GERD adalah singkatan dari GastroEsophageal Reflux Disease atau simplenya adalah asam lambung atau maag. 
Namun asam lambung ini berbentuk batuk dan harus mengeluarkan "dahak" (baca: asam lambung).
Orang tua saya juga punya penyakit maag. Namun, yang mereka alami adalah dalam bentuk sakit perut, tapi tidak batuk.
Kalau yang saya alami adalah dalam bentuk batuk, tapi tidak sakit perut.
2 tahun saya batuk, dibawa kedokter kesana-sini, diberi obat ini itu, tidak membuat saya sembuh2.
Orang tua saya selalu berpikir batuk2 ya karena paru-paru. Oleh karena itu, saya selalu dibawa ke dokter THT.
Selama saya ke beberapa dokter THT di Indonesia, tidak ada yang mention GERD ke saya.
Sampai saya ke 1 dokter THT Singapore (saat itu kebetulan saya lagi sakit radang tenggorokan dan studi di Singapore), dokter mengatakan mungkin saya GERD.
Saat itu saya belum mengerti GERD dan saya hiraukan itu.

Sekitar setelah 9 bulan dari dokter Singapore itu, saya mulai research tentang GERD di google karena saya sudah mulai lelah batuk2.
Saya baca-baca dan saya merasa kok deskripsinya pas banget sama apa yang saya alamin.
Saya dibawa ke dokter internis yang ayah dan ibu saya sudah langganan daridulu.
Dokter itu kasih saya obat yang sama dengan yang ayah saya minum bertahun-tahun lamanya yaitu OMZ.
Saya minum obat itu dan merasa kok sama aja, gak ngurangin batuk saya juga.
Ternyata, orang yang mengalami asam lambung itu cocok-cocokan dengan obat-obatnya!
Ayah saya cocok dengan OMZ, belum tentu saya juga cocok.
Berkali-kali saya merengek-rengek ke orang tua untuk membawa saya ke Malaysia untuk mengobati GERD saya.
Lalu ayah saya menawarkan, mau gak ke Professor dulu di Indonesia? Untuk membandingkan hasilnya dengan dokter di Malaysia.
Saya iya-in aja. Professor ini bekerja di Rumah Sakit Pluit.
Dia mau cek keseluruhan, periksa darah banyak banget, CT scan, endoscopy dan colonoscopy.
Biayanya tentu bengkak! (untung saya ada asuransi)
Tapi menurut saya semua itu worth it.
Dari colonoscopy diketahui bahwa saya juga radang usus.
Untungnya, tidak ada tumor terdeteksi di badan saya.
At first, menurut saya, professor ini recommended banget! Obat dari dia ampuh dan saya merasa tidak perlu ke Malaysia lagi.
Namun ternyata, obat dia hanya ampuh sekitar 2 minggu buat saya dan detik-detik terakhir obatnya mau habis, saya merasa mual dan tidak bisa makan. Hanya bisa makan 3-4 suap. Lalu saya demam dan warna urine saya gelap.
Lalu saya periksa darah dan hasilnya liver saya melewati batas normal karena obat yang saya minum terlalu berat dan efek sampingnya ke liver.
Puji Tuhan, 2 minggu ke depan saya periksa darah lagi, semua sudah kembali normal karena saya minum temulawak.

Suatu hari, saya menemukan grup GERD Indonesia di facebook. Saya join.
Saya sangat bersyukur karena saya menemukan grup itu. Saya mendengar banyak pengalaman orang lain, keluhan mereka, dan yang sudah sembuh juga pada share resep mereka bisa sembuh. Mereka sangat supportive karena kita sama-sama berjuang melawan penyakit GERD ini.
Yang awalnya saya selalu putus asa dan pasrah, tapi saya bisa semangat lagi karena itu semua.
Melihat yang sudah pada sembuh, saya jadi ingin cepat sembuh juga.
Lalu saya membaca ada yang posting, suaminya bisa sembuh dengan resep sinse dari tiongkok. Resepnya adalah: 11 siung bawang putih tunggal, 2 siung bawang bombay sedang, dan 3 jeruk nipis. Semua itu di blender. Jeruk nipis nya berikut kulit dan bijinya juga. Bisa di simpan di dalam kulkas selama 5 hari. Konsumsi itu 1 sendok makan 2x sehari sebelum makan.
Saya coba itu dan so far, ramuan ini lah yang paling ampuh. Baru pertama kali saya makan aja, saya tidak batuk-batuk lagi. Luar biasa, bukan?
Katanya, sinse bilang ramuan ini obat penyembuh segala penyakit. Penyakit apa pun yang dokter vonis tidak bisa sembuh lagi, bisa sembuh dengan ramuan ini.
Saya juga membaca cerita orang yang gagal ginjal, gejala kanker lidah dan asam urat nya sampai angka 14 juga sembuh dengan ramuan ini. Wow.

Menurut saya, tidak banyak orang Indonesia mengetahui tentang GERD. 
Proses penyembuhan asam lambung memakan waktu cukup lama. Bisa bertahun-tahun dan berbeda-beda setiap orang.
Ayah saya sembuh dari maag nya juga 5 tahun.
Orang yang menderita asam lambung juga harus pantang makan : coklat, kopi, bakmi, santen, nanas, nangka, durian, fried food, etc.
Perut juga tidak boleh dibiarkan kosong terlalu lama. Harus ngemil setiap 2-3 jam.
Bila asam lambung dibiarkan atau telat ditangani, lama-lama bisa berpotensi kanker lambung atau kanker esofagus.
Ada pula yang sudah terlalu kronis sampai tidak bisa masuk makanan dan minuman dari mulut lagi, sehingga harus memakai feeding tube dari perut.

Buat kalian yang batuk tidak kunjung sembuh2, boleh mempertimbangkan GERD dan kenali lebih dalam penyakit ini.

Semoga bacaan ini membantu! :)